Bangsa Ini Job Desc-nya Kurang Visi Dan Misi


Di dekat rumah saya, ada lapangan parkir milik salah satu universitas ternama. Lapangan tersebut sering dipakai acara, dan seperti biasa, setelah acara berakhir, lapangan berubah menjadi tempat sampah raksasa. Bahkan jika acara itu acaranya para mahasiswa, tetap saja sampah berserakan. Entah bagaimana nasib bangsa ini, bila mahasiswa yang generasi muda calon penerus bangsa inipun ternyata tidak tahu cara membuang sampah yang benar.

Kembali ke topik, biasanya sampah-sampah ini tidak akan langsung dibersihkan setelah acara, melainkan akan dibersihkan sesuai dengan jadwal kerja rutin dari tukang sampahnya. Tugas utama si tukang sampah kelihatannya adalah menyapu jalan, biar jalan selalu kelihatan bersih waktu pembesar kampus lewat pakai mobil. Akibatnya sampah-sampah yang berada di atas rumput taman, terutama yang agak tersembunyi, dibiarkan saja tidak dibersihkan. Mungkin di dalam pikirannya, si tukang sampah menganggap bahwa sampah yang tidak berada di atas jalan atau lapangan parkir adalah bukan tugasnya. Dan sampah yang berada di atas rumput taman adalah tugas si tukang taman.

Jadwal kerja si tukang taman tidaklah rutin seperti si tukang sampah yang menyapu jalan setiap hari. Suatu ketika saya melihat bahwa rumput taman sudah terpotong rapi. Tetapi ternyata, sampah masih berserakan di atas rumput. Mungkin dalam pikiran si tukang taman, sampah adalah tugas si tukang sampah, tugas dia hanyalah memotong rumput.

Satpam rutin berkeliling kampus, melewati jalan-jalan dan taman-taman. Dan tidak ada tanda-tanda sedikitpun bahwa si satpam peduli dengan sampah-sampah itu. Mungkin dalam pikirannya, “tugasku adalah menjaga keamanan, yang lain-lain termasuk sampah bukan urusanku”. Dan akibatnya adalah sampah masih tetap berserakan di atas taman. Mungkin maksudnya dibiarin saja ditabung dulu, dan nanti kalau sudah banyak baru dibersihkan.

Cerita lain adalah kucing mati yang tergeletak di depan pintu gerbang kampus. Si tukang sapu sudah diberitahu dan dia hanya mengangguk saja sambil tersenyum. Dan tetap saja bangkai kucing tergeletak di depan gerbang kampus membusuk selama berhari-hari menyebarkan bau tidak sedap. Padahal tidak jauh dari gerbang ada pos satpam yang cukup besar tempat para satpam berkumpul. Tidak ada yang merasa bertanggung jawab terhadap bangkai kucing, termasuk saya yang melintas setiap hari lewat sana.

Apa yang ada didalam pikiran saya adalah gambaran dari apa yang terjadi di bangsa ini. Betapa banyaknya orang yang saling lempar tanggung jawab. Mulai dari tukang sampah sampai ke pejabat dan wakil rakyat. Jangan-jangan lepas tangan dan saling lempar tanggung jawab sudah menjadi tradisi di sini. Banyak permasalahan yang akhirnya berputar-putar dan berbelit-belit tanpa penyelesaian yang nyata. Bila begini terus apa tidak semakin mengkhawatirkan saja kondisi bangsa ini?

Salah satu penyebab masalah lepas tangan dan saling lempar tanggung jawab ini kemungkinan besar adalah tidak jelasnya job-desc dari para pegawai. Bisa jadi karena jobdesc-nya kurang spesifik atau justru karena terlalu sederhana. Yang jelas adalah bahwa ketidakjelasan jobdesc inilah yang memberikan peluang orang untuk saling lepas tangan dan lempar tanggung jawab. Untuk mengantisipasi hal ini, ada baiknya jika di setiap jobdesc pegawai dicantumkan juga visi dan misi per pegawai. Visi dan misi per pegawai ini adalah break down dari visi dan misi keseluruhan organisasi. Jadi biarpun sulit untuk memberi sanksi berdasarkan visi dan misi yang tidak tercapai, minimal secara moril seseorang bisa dipersalahkan jika melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan visi dan misinya masing-masing.

Contoh, jika di jobdesc dari tukang sampah, tukang kebun, dan satpam disebutkan bahwa ‘menciptakan kampus yang aman, bersih dan sehat’ adalah termasuk visi dan misi mereka, maka ketiga-tiganya bisa ditegur karena membiarkan sampah berserakan di rumput taman dan membiarkan bangkai kucing berhari-hari tanpa dikuburkan.

Ini hanya sekedar usulan dan unek-unek saya saja.

Mohon maaf jika ada salah kata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

[Ke Atas]